asatoe.co, Sumenep – Kasus dugaan pemerkosaan terhadap seorang karyawan perempuan di lingkungan PT Kangean Energy Indonesia (PT KEI) memicu kemarahan publik dan keresahan masyarakat Kepulauan Kangean, Sumenep. Sorotan tajam datang dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Nur Faizin, yang mengaku telah menerima laporan langsung dari masyarakat.
“Saya tadi malam dihubungi oleh teman-teman di Kangean terkait adanya dugaan kekerasan seksual dan pemerkosaan yang terjadi di lingkungan PT KEI,” kata Faizin ketika dihubungi melalui saluran telepon oleh media, Jumat, (09/05/2025).
Faizin menghimbau agar korban segera membuat laporan resmi kepada aparat penegak hukum, agar kasus ini segera ditindaklanjuti secara hukum dan pihak-pihak terkait dapat dipanggil.
“Hal ini pasti akan kami kawal, kami minta korban jangan takut, semaksimal mungkin akan kami kawal kasus ini. Ini sudah era keterbukaan, dan PT KEI juga harus siap terbuka dan transparan,” ujarnya.
Nada tegas disampaikan Faizin setelah membaca unggahan viral korban di media sosial. Dalam ceritanya, korban mengaku mendapat ancaman dari pihak kantor dan dipaksa untuk tutup mulut setelah melaporkan kejadian tersebut ke manajemen.
“Jika hal itu benar, maka oknum-oknum yang terlibat di PT KEI juga harus diberikan tindakan tegas. Harusnya korban dilindungi, bukan diancam-ancam. Ini memalukan, apalagi terjadi di kepulauan Sumenep,” lanjut Faizin.
Ia menegaskan bahwa seluruh pihak, mulai dari kepolisian hingga manajemen PT KEI, harus membuka kasus ini dengan transparan jika korban sudah melapor. Menurutnya, masyarakat berhak tahu kebenaran dan jangan sampai perusahaan malah menutupi pelanggaran yang terjadi di internal.
“Masyarakat Sumenep, khususnya masyarakat Kangean, resah dengan kejadian ini. Jangan sampai PT KEI ini memperburuk citra Madura, khususnya Sumenep,” tutupnya.
Sementara itu, seorang warga Kangean yang berhasil dihubungi menyampaikan keprihatinannya. Menurutnya, PT KEI dikenal sangat tertutup dan hanya menampilkan sisi positif di ruang publik.
“Bahkan lebih senyap dari kesultanan. Yang terekspos hanya berita-berita positif dan pencapaian saja. Sementara sisi gelap seperti kasus ini tidak tersentuh. Sementara ada beberapa warga kepulauan juga bekerja di perusahaan ini. Tentu menjadi kekhawatiran bagi kami,” ujarnya melalui pesan singkat.
Diketahui, media sosial belakangan ini dihebohkan dengan curhatan seorang wanita yang mengaku sebagai karyawan PT KEI. Ia menuturkan bahwa dirinya mengalami pelecehan dan pemerkosaan oleh rekan kerjanya, dan ketika berusaha melapor, justru mendapat intimidasi, baik terhadap dirinya maupun keluarganya, termasuk ancaman karier di perusahaan.