asatoe.co, Sumenep – Dengan semangat menyapa hingga pelosok, Kapolsek Dungkek IPTU Harri Putra Makmur, S.Tr.K., M.H., kembali menggelar safari kepulauan ke Pulau Giliyang, Senin (28/7/2025).
Pulau yang dikenal memiliki kadar oksigen terbaik kedua di dunia itu menjadi saksi kehadiran polisi muda yang tampil hangat dan membumi di tengah masyarakat.
Mengawali perjalanan dari Pelabuhan Dungkek, Harri ikut menumpang perahu kayu bersama warga. Ia tak menjaga jarak, justru memilih bercengkrama santai dengan penumpang lain, termasuk pedagang dan nelayan. Menurutnya, kehadiran polisi harus dirasakan hingga ke pelosok.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Polri hadir tidak hanya di pusat kota, tapi juga sampai ke pulau-pulau kecil,” ungkap Harri.
Setibanya di Giliyang, Harri langsung menyapa anak-anak sekolah yang sedang istirahat. Dengan pendekatan edukatif, ia mengajak siswa-siswi MI dan MTs Al-Hidayah di Desa Bancamara bermain kuis seputar pengetahuan umum.
Beberapa siswa, seperti Ferdiawan, Achmad Faqih, Munzil Fawana, dan Tahzinul Aga Al-afkar, menerima hadiah kecil usai menjawab pertanyaan dengan benar.
“Anak-anak adalah cerminan masa depan Kamtibmas. Kami ingin mereka tumbuh dengan pandangan positif terhadap kepolisian,” ujarnya.
Setelahnya, Harri bersama warga dan aparat desa menanam bibit pohon alpukat di area titik oksigen sebagai bentuk komitmen menjaga kelestarian alam.
Ia juga menyempatkan berkunjung ke objek wisata Batu Canggah didampingi dua kepala desa: Moh. Alwi dari Bancamara dan H. Mathor dari Banra’as.
Di balik pendekatannya yang akrab, Harri menyimpan jejak prestasi membanggakan. Lulusan Akademi Kepolisian 2019 ini masuk 10 besar nasional dengan predikat cumlaude.
Ia juga dikenal inovatif, seperti saat bertugas di Polsek Pakem, Bondowoso, dengan program TPQ Presisi dan sistem pemantauan cuaca digital di wilayah rawan bencana.
Di Dungkek, ia membawa semangat yang sama: melayani dengan dekat, tanpa sekat. “Kami ingin membangun kedekatan yang utuh, bukan hanya secara fisik, tapi juga emosional,” tutup Harri.
Menjelang siang, perahu yang ditumpangi Harri kembali mengarungi laut menuju daratan, membawa serta tawa anak-anak, harapan warga, dan semangat baru dari seorang perwira muda yang memilih jalan pengabdian dari pulau ke pulau.