Melalui Festival Ketupat 2025, Pemkab Sumenep Ajak Warga Lestarikan Tradisi dan Jalin Kebersamaan

Bupati Sumenep dan istri meriahkan Festival Ketupat 2025.
Bupati Sumenep dan istri meriahkan Festival Ketupat 2025.

asatoe.co, Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep kembali menggelar Festival Ketupat sebagai bagian dari peringatan tradisi Lebaran Ketupat, yang dirayakan sepekan setelah Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Perhelatan tahunan ini berlangsung meriah di Pantai Salopeng, Desa Semaan, Kecamatan Dasuk, pada Senin (7/4/2025). Festival tersebut melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas seni, hingga kelompok pelestari budaya lokal.

Bacaan Lainnya

Rangkaian acara diawali dengan lomba membuat selongsong ketupat, dilanjutkan dengan lomba memasak menu khas ketupat, kirab budaya “Topak Lobhar” dengan arak-arakan ketupat, dan ditutup dengan doa bersama serta makan ketupat massal sebagai simbol kebersamaan.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengatakan bahwa Festival Ketupat bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya dan penguatan nilai persaudaraan di tengah masyarakat.

“Festival ini menjadi momentum penting untuk menjaga identitas budaya masyarakat Sumenep. Lebih dari itu, ini adalah sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga,” ujar Bupati.

Ia menambahkan bahwa pelaksanaan festival di lokasi wisata seperti Pantai Salopeng juga bertujuan untuk memperkenalkan potensi pariwisata Sumenep kepada masyarakat luas.

“Perayaan Tellasan Topak kini kita sebar di berbagai destinasi wisata yang ada. Ini bagian dari strategi agar tradisi tersebut tetap hidup dan tidak tergerus oleh zaman,” jelasnya.

Festival ini juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama para pelaku UMKM. Puluhan stand produk lokal turut meramaikan kegiatan, memberi ruang promosi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

“Tradisi seperti ini harus kita maknai lebih dari sekadar tontonan tahunan. Ia harus menjadi ruang edukasi budaya dan ekonomi, tempat masyarakat belajar sekaligus diberdayakan,” tegasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *