MH. Said Abdullah Gaungkan Empat Pilar Kebangsaan di Hadapan Mahasiswa dan Pemuda Sumenep

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama sejumlah mahasiswa di Sumenep.
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama sejumlah mahasiswa di Sumenep.

asatoe.co, Sumenep – MH. Said Abdullah, anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur XI (Madura), kembali menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Senin (30/6/2025).

Kali ini, kegiatan yang berlangsung di Meeting Room Arya Wiraraja Hotel de Baghraf Sumenep menyasar kalangan mahasiswa dan pemuda sebagai peserta utama.

Bacaan Lainnya

Sosialisasi ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan MH. Said Abdullah dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda. Adapun Empat Pilar yang menjadi pokok bahasan meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dua Tenaga Ahli MH. Said Abdullah, yakni Moh. Fauzi, M.Pd. dan Slamet Hidayat, S.H., turut hadir dalam kegiatan tersebut. Untuk memperkaya diskusi, tiga narasumber dihadirkan, yaitu Faishol Ridho, Khoirus Sholeh, dan Roni Ardiyanto, yang masing-masing membawakan materi dengan perspektif yang beragam namun saling melengkapi.

Dalam penyampaiannya, Faishol Ridho menegaskan pentingnya menjadikan nilai-nilai kebangsaan sebagai pedoman hidup sehari-hari.

“Gotong royong, keadilan sosial, dan persatuan adalah prinsip utama yang harus terus dijaga, terutama di era digital seperti sekarang,” kata Faishol Ridho.

Ia turut mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan dengan persoalan kebangsaan, seperti intoleransi, hoaks, dan menurunnya kesadaran generasi muda terhadap nilai-nilai nasional.

“Ini menjadi tantangan serius terhadap keutuhan bangsa. Ideologi asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Selain itu, ujaran kebencian dan fanatisme sempit juga mengancam nilai persatuan,” paparnya.

Sementara itu, Khoirus Sholeh menyoroti akar sejarah lahirnya Empat Pilar Kebangsaan yang merupakan hasil refleksi perjuangan panjang bangsa Indonesia, mulai dari proses perumusan dasar negara hingga amandemen konstitusi.

“Pilar ini bukan hanya teori, tapi produk sejarah dan perjuangan. Ini harus kita rawat dan jaga bersama,” ujar Khoirus Sholeh.

Ia juga mendorong penguatan literasi kebangsaan secara kontekstual, dengan pendekatan digital agar mampu menjangkau generasi muda yang hidup di tengah arus informasi yang cepat.

Narasumber ketiga, Roni Ardiyanto, lebih menekankan pada pentingnya mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

“Bisa dimulai dari hal kecil seperti menghargai perbedaan pendapat, tidak membeda-bedakan teman karena agama atau suku,” jelas Roni Ardiyanto kepada peserta sosialisasi.

Ia juga menekankan pentingnya peran aktif generasi muda dalam berbagai ruang demokrasi, baik melalui partisipasi dalam pemilu maupun keterlibatan dalam kegiatan kemasyarakatan dan pengawasan jalannya pemerintahan.

Sosialisasi berlangsung dengan semangat partisipatif, di mana peserta diberi ruang berdiskusi, bertanya, dan mengemukakan pendapat. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa kegiatan ini mendapat respon positif dan menjadi ruang penting untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan secara relevan di tengah tantangan zaman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *