asatoe.co, Sumenep – Bunda Generasi Berencana (GenRe) Kabupaten Sumenep, Nia Kurnia Fauzi dikukuhkan sebagai Duta Penurunan Stunting oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia pada Minggu (19/12/2021) kemarin.
Piagam pengukuhan diberikan langsung oleh Kepala BKKBN RI, DR (HC) dr. Hasto Wardoyo SPOG (K) kepada Bunda GenRe Sumenep, Nia Kurnia Fauzi pada saat Pengukuhan Bunda Genre dan Duta Penurunan Stunting yang diselenggarakan bersamaan dengan Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bagi Calon Pengantin di Hotel Wyndham Surabaya, Jawa Timur.
Nia Kurnia Fauzi dikukuhkan jadi Duta Penurunan Stunting karena jerih payah dan keterlibatan dia secara aktif dalam pencegahan Stunting di wilayah Kabupaten Sumenep.
Saat dikonfirmasi, perempuan yang karib disapa Nia itu mengaku senang dan bangga atas dikukuhkan dirinya sebagai Duta Penurunan Stunting. Dia mengatakan, amanah yang diembannya itu akan dijadikan pelecut semangat dalam mencegah kasus Stunting di kabupaten berjuluk Kota Keris.
“Alhamdulillah saya kemarin dan beberapa istri Bupati dan walikota di Jawa Timur dikukuhkan sebagai Duta Penurunan Stunting,” kata Nia saat dikonfirmasi pada Senin (20/12/2021).
Menurut Nia, sebagai Duta Penurunan Stunting, dirinya telah menyiapkan beberapa program untuk mencegah Stunting di Kabupaten Sumenep. Salah satu program yang akan dilakukan yakni menggencarkan edukasi dan sosialisasi pencegahan stunting kepada masyarakat.
“Edukasi dan sosialisasi sangat penting, karena masih banyak masyarakat kita khususnya di pedesaan yang belum paham cara mencegah Stunting,” jelas Ketua TP PKK Kabupaten Sumenep itu.
Nia cukup lega, karena untungnya program-program pencegahan Stunting sebelumnya sudah masuk dalam rangkaian tugas TP PKK. “Alhamdulillah kegiatan yang rencana akan saya lakukan kedepan sebetulnya sudah tercover di kegiatan 10 Program Pokok PKK Kabupaten Sumenep. Jadi kami berharap gerakan itu bisa berjalan dengan program yang ada di TP PKK,” tuturnya.
Selama ini, tambah Nia, TP PKK kabupaten hingga desa sudah gencar melakukan edukasi dan sosialisasi pencegahan Stunting. Bahkan, menurut dia, pihaknya selain memberikan sosialisasi dan edukasi, juga memberikan bantuan kepada penderita stunting.
“Selain sosialisasi, kami juga aktif memberikan pendampingan dan bantuan berupa sembako dan makanan bergizi, seperti yang sudah kami lakukan kemarin di Kecamatan Manding,” ungkapnya.
Terakhir, Nia menyampaikan, untuk mencegah kasus Stunting tidak bisa dilakukan oleh dirinya dan TP PKK saja, melainkan butuh kerjasama dan keterlibatan semua pihak, seperti pemerintah daerah, pemerintah desa, tokoh masyarakat, para pemuda dan masyarakat secara umum.
“Kami mengajak semua pihak bergandengan tangan dan bergotong royong dalam melakukan pencegahan Stunting, karena stunting itu tidak hanya diderita oleh masyarakat miskin saja, tetapi juga banyak ditemukan diderita oleh keluarga ekonomi menengah ke atas,” kata Nia memungkasi.