asatoe.co, Sumenep – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar sosialisasi pencegahan perkawinan terhadap anak dibawah umur dan bahaya narkoba kepada masyarakat, Senin (25/10/2021).
Acara tersebut digelar di dua lokasi. Lokasi pertama di Pendopo Kecamatan Batuan dan lokasi kedua di Pendopo Kecamatan Manding.
Di Kecamatan Batuan, Ketua TP PKK Sumenep, Nia Kurnia Fauzi mengajak masyarakat memiliki mental perlawanan terhadap narkoba. Sebab, kata dia narkoba selain menghancurkan mental dan masa depan, juga menjadi awal kehancuran suatau bangsa.
“Narkoba menjadi pintu masuk untuk merusak generasi bangsa, karena efek yang ditimbulkan dari narkoba akan berkaitan dengan aksi lainnya. Seperti aksi kriminalitas, perjudian dan tindakan tak bermoral lainnya,” jelas perempuan yang karib disapa Nia itu.
Oleh karena itu, kata Nia, peran keluarga sangat penting, sebab keluarga merupakan benteng keluarga dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.
“Keluarga yang bahagia dan terencana akan bisa menjadi filter terhadap perilaku menyimpang anggotanya termasuk penyalahgunaan narkoba,” katanya.
Sementara, di Kecamatan Manding, istri Bupati Sumenep ini mengajak masyarakat mencegah perkawinan anak dibawah umur. Karena, dalam konsep agama, sosial dan kesehatan pernikahan dini memunculkan banyak mudarat. Seperti memicu masalah kemiskinan, masalah kesehatan dan persoalan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Selain itu, jelas Nia, perkawinan anak banyak terjadi di luar persetujuan anak. Anak dipaksa menikah berdasarkan kehendak orang tua. Sehingga tidak jarang hal tersebut menjadi pemicu keributan dan kesalahpahaman dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
“Jika praktik itu terus dibiarkan dan tidak dilakukan pencegahan, maka bukan saja mengancam eksistensi personal, tetapi juga menjadi penyakit sosial,” jelasnya.
Sebab itu, dia berharap peran serta kader TP PKK di masing-masing desa untuk lebih pro aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam membantu pemerintah daerah untuk ikut mensukseskan program KB dan mengurangi perkawinan anak di Sumenep.
“Dengan tindakan tersebut, kami berharap angka perkawinan anak di Kabupaten Sumenep dapat diturunkan,” ucapnya.