asatoe.co, Sumenep – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dikenal dengan ikon kuda terbang yang dipercaya sebagai kendaraan pemimpin pada sekitar abad ke 14.
Dewasa ini patung kuda terbang tersebut dibangun oleh pemerintah setempat dengan pose gagah pada beberapa titik strategis seperti perbatasan Sumenep-Pamekasan, tugu kuda terbang di Desa Nambakor, dan pada perempatan sebelah utara Taman Adipura.
Bagi masyarakat di Kabupaten paling ujung timur Pulau Madura itu, selain sebagai ikon kejayaan di masanya, patung kuda terbang juga bermakna sakral mengingat kuda tersebut dipercaya dikuburkan di sebelah pemiliknya, Joko Tole.
Sayangnya, pada tahun 2021 lalu patung kuda terbang yang terletak di simpang empat sebelah utara Taman Adipura terpaksa harus diturunkan oleh pihak pemerintah.
Pasalnya kegagahan kuda terbang itu ditumbangkan oleh derasnya hujan yang mengguyur hampir seluruh daerah di Kabupaten berjuluk Kota Keris pada akhir 2021.
Merasa iba karena patung kuda terbang itu tak dapat mengikuti suasana pergantian tahun kemarin, sejumlah masyarakat yang peduli semakin dibuat bingung karena sampai detik ini kondisi patung yang di masa hidupnya bernama Mega Remeng itu tak kunjung kembali ke tempatnya.
Dalam perbincangan santai di warung kopi bersama sejumlah masyarakat, persoalan hilangnya patung kuda terbang tersebut menjadi topik perbincangan hangat.
“Kayaknya kudanya terjangkit PMK,” celetuk salah satu penikmat kopi di warung trotoar samping kantor Babbeda itu, Rabu (20/7/2022).
Benarkah ikon simbol kegagahan Kabupaten Sumenep yang tak kunjung diperbaiki itu menjadi korban penyakit yang belakangan menghantui para peternak?