asatoe.co, Sumenep – Ada yang berbeda pada kegiatan Lailatul Ijtima’ yang dilaksanakan oleh LTM NU Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kali ini, Sabtu (25/6/2022).
Pasalnya, selain diisi dengan pengajian yang dipimpin oleh Kiai Hantok Sudarto, kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 135 orang itu juga melahirkan gagasan-gagasan penting untuk kemajuan masjid dan musala ke depan.
“Kita sudah harus peka terhadap fungsi masjid, baik dalam hal ubudiyah maupun menyangkut imaratul masjid atau kesejahteraan masjid,” ungkap Kiai Hantok Sudarto dalam isi pengajiannya.
Tak kalah penting, tambah Kiai Hantok, masjid juga harus memiliki perpustakaan mini untuk mendidik dan menyuburkan tradisi membaca para jamaah.
Seirama, H Riafa’i Hasyim selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga hadir pada kegiatan yang digelar di Masjid Al Musabbihin Jalan Teuku Umar Desa Pandian itu juga mengamini hal tersebut.
“Semua masjid dan musala wajib didaftarkan pada kementerian agama,” terangnya didepan jamaah yang terdiri dari Pengurus MWC NU Kota Sumenep, Pengurus LTM NU setempat, dan perwakilan takmir masjid se-Kecamatan Kota Sumenep.
Menurutnya, ke depan legalitas dan kelengkapan adminiatrasi memiliki peranan penting, terlebih sebagai bentuk ketaatan dalam berbangsa dan bernegara.
“Contoh kecilnya, setiap bantuan dari pemerintah wajib punya ijin dari Kemenag (Simas),” imbuhnya mencontohkan.
Selain itu, ia juga menekankan agar setiap lahan yg didirikan masjid atau musala segera mengurus setifikat tanah atau surat wakaf.
“Gratis untuk tempat ibadah,” tegasnya mengakhiri penyampaiannya.