Jelang Ramadhan, Keluarga Ponpes Raudlatul Ulum Kapedi “Nyalase” ke Makam Masyayikh

Keluarga Ponpes Raudlatul Ulum saat menggelar doa di komplek pemakaman Masyayikh.
Keluarga Ponpes Raudlatul Ulum saat menggelar doa di komplek pemakaman Masyayikh.

asatoe.co, Sumenep – Keluarga besar Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kapedi, Bluto, Sumenep, Jawa Timur, bersama Ikatan Keluarga Besar Alumni Raudlatul Ulum (IKBAR), serta masyarakat setempat menggelar Haul Majemuk dan “Nyalase” ke makam masyayikh atau pendiri pondok, Minggu (10/3/2024).

Nyalase dimulai pukul 15.00 WIB, yang diawali dengan tawassul majemuk, kemudian dilanjut dengan pembacaan surat Yasin dan tahli. Lalu ditutup dengan doa.

Pengasuh Ponpes Raudlatul Ulum Kapedi, Drs. Kiai Moh. Toyyib menyampaikan, Nyalase dan haul majemuk rutin digelar setiap tahun menjelang bulan Ramadhan. Acara tersebut untuk mendoakan para Masyayikh pondok dan keluarga masyarakat Kapedi yang telah meninggal dunia.

“Kami berharap acara yang biasa kita gelar setiap tahun ini jangan hanya dijadikan acara seremonial saja. Tetapi harus menjadi refleksi bagi kita bahwa kita juga akan kembali kehadapan Allah SWT,” katanya.

Menurut Kiai Toyyib, menjaga tradisi seperti Nyalase atau ziarah kubur sangat penting. Selain mendoakan keluarga yang telah meninggal, juga menjaga tradisi ini dari ancaman globalisasi.

“Menjaga tradisi seperti Nyalase sangat penting, terlebih di masa globalisasi ini banyak orang lupa ziarah ke makam pendahulunya, justru lebih sering ziarah ke makam-makam lain yang dianggap keramat,” ungkapnya.

Untuk itu, Kiai Toyyib berharap dan mengajak kepada seluruh alumni dan masyarakat Kapedi secara umum, untuk menjaga tradisi yang sudah menjadi kebiasaan para pendahulu.

Sementara itu, Bendahara IKBAR, H. Lukman Hakim berkomitmen untuk terus mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh Ponpes Raudlatul Ulum. Menurutnya, alumni akan menjadi garda terdepan dalam menjaga tradisi yang telah diajarkan oleh para Masyayikh pondok.

“Alumni akan tetap komitmen dan konsisten untuk mengawal tradisi dan kebiasaan baik yang diajarkan di Ponpes Raudlatul Ulum,” tegas dia.

Di tempat yang sama, putra pendiri Ponpes Raudlatul Ulum, Kiai A. Mufti Adlan mengaku bangga dan terharu atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Sebab, menurutnya, dengan adanya kegiatan doa bersama ini, para keluarga yang telah meninggal dunia akan tersenyum saat mendengar doa yang dilantunkan oleh keluarganya.

“Tentu para almarhum tersenyum saat kita kirimi doa. Dan itu yang juga kita harapkan saat meninggal nanti,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *