asatoe.co, Sumenep – Saat ini, di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sedang memasuki musim kemarau. Menurut perkiraan BMKG, keadaan ini diprediksi akan berlangsung hingga September 2021.
“Itu berdasarkan rilis dari BMKG,” kata Kepala BPBD Sumenep, Abd. Rahman Riadi, Kamis (27/5/2021).
Dari hasil pemetaan ada 30 desa se-Kabupaten Sumenep yang diprediksi mengalami kering kritis dan kering langka, baik daratan maupun wilayah kepulauan.
Dari jumlah tersebut, 11 desa di antaranya Desa Montorna, Lebeng Barat, Prancak, Campaka Kecamatan Pasongsongan. Kecamatan Batuputih yakni di Desa Badur, Bullaan, dan lain sebagainya. Untuk kepulauan, Desa Palasa, Kecamatan Talango.
Adapun desa yang diprediksi mengalami kekeringan langka di kepulauan yakni desa-desa di wilayah Kecamatan Gayam, Arjasa, Giligenting dan Nonggunong. Sedangkan daratan yakni Ganding, Bluto, Batang-Batang, Saronggi, Dasuk, Rubaru dan sebagainya.
“Kering kritis itu apabila jarak ke lokasi sumber mata air mencapai di atas tiga kilo dan ketersediaan air bersih berkurang dari 10 liter perorangan setiap harinya,” jelasnya.
Sementara kering langka, bila jarak dari permukiman warga ke sumber mata air itu antara 1,5 sampai 3 kilo meter dengan kebutuhan kurang lebih dari 30 liter perorangan setiap harinya.
Adapun penanganannya, kata Rahman pihaknya menunggu usulan dari warga melalui kantor kecamatan setempat yang diajukan ke pemerintah kabupaten.
“Setelah itu kita akan melakukan verifikasi ke desa yang telah mengajukan permohonan bantuan air. Dan disesuaikan dengan kebutuhan,” tandasnya.