asatoe.co, Sumenep – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur membentuk Pos Curhat bagi kader PKK kecamatan hingga Desa.
Pembentukan Pos Curhat diawali dengan sosialisasi bagi kader PKK kecamatan dan desa, khususnya bagi pokja 1. Baik daratan maupun kepulauan.
Pelaksanaan sosialisasi digelar di hotel Utami di jalan Trunojoyo Kecamatan Kota Sumenep pada Kamis (14/10/2021) kemarin. Untuk kader PKK yang dari kepulauan mengikuti acara dengan virtual.
Ketua PKK Kabupaten Sumenep, Nia Kurnia Fauzi mengatakan, pembentukan Pos Curhat merupakan pengejawantahan dari fungsi konseling. Tujuannya, peningkatan kualitas komunikasi dan relasi interpersonal di wilayah paling domestik, yaitu keluarga.
Menurut istri Bupati Sumenep ini, pasang surut komunikasi dalam sebuah keluarga bila tidak terkelola dalam resolusi konflik yang memadai, tingkat kerentanan berupa kesalahpahaman atau ketidak sesuaian dalam berkomunikasi dapat berujung runcing dan tercipta suasana disharmonisasi.
“Pos curhat perlu ambil bagian menjelmakan masa depan keluarga yang telah dilanda miskomunikasi dalam keluarga tersebut,” katanya.
Personel pos curhat, kata dia, wajib ditempatkan petugas berkapasitas resolusi konflik hingga dapat menjadi mentor dalam mengidentifikasi persoalan dalam sebuah keluarga, hingga tersedianya jalan keluar dari jenjang persoalan hingga tersedia jawabannya.
“Ingat, bukan justru meningkatkan eskalasi dari sekedar persoalan biasa menjadi sebuah persoalan besar,” ungkapnya.
Nia menuturkan, resolusi di tengah pandemi sungguh-sungguh dibutuhkan seiring dengan perubahan perilaku seluruh warga dan keluarga di tengah pasang surut suasana Covid-19.
“Dari berkurangnya penghasilan akan berujung pada reposting anggaran rumah tangga. Dalam suasana seperti ini diperlukan keterampilan komunikasi. Disinilah peran pos curhat menemukan titik urgensinya, menengahi kesalahpahaman setiap pesan yang terkirim,” ujarnya.
Dia mencontohkan, dalam bahasa mungkin benar yang dimaksud dan tujuan, namun salah diksi atau pun salah nada. Dampaknya akan terdengar sumbang sehingga melahirkan sikap yang tidak dimengerti.
Maka Nia mengingatkan kader-kader PKK agar jangan sampai personel pos curhat hadir menambah persoalan. “Tujuan kita harus konsisten, yakni garis melayani, bukan justru sebaliknya. Apalagi petugas pos curhat justru balik curhat. Ini bukan mengatasi masalah, tetapi manambah masalah,” tandasnya.
Sosialisasi dan pembentukan pos curhat tingkat kecamatan dan desa tersebut dihadiri Wakil Ketua Pokja I TP PKK Provinsi Jatim, Purwani Sulistyawati dan unsur Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jatim, Indarsyah Chalifatiyanti.
Purwani Sulistyawati mengatakan, tujuan dari pembentukan pos curhat itu menjadi wadah bagi masyarakat. “Jika ada persoalan, datang ke pos curhat. Kita memberi ruang pada warga untuk datang dan sharing,” jelas dia.
Setiap desa, maupun kecamatan dibentuk pos curhat seiring dengan banyaknya problem dalam rumah tangga atau masyarakat.
“Dan kita tidak membatasi untuk curhat berbagai problem. Apapun itu. Jadi, keberadaan pos curhat itu harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” katanya.