Di Hadapan Pengurus PKK, Perwosi dan DWP se- Madura, Nia Kurnia Fauzi Paparkan Sejarah dan Keindahan Sumenep

Ketua TP PKK Sumenep Nia Kurnia Fauzi, saat memberikan sambutan di acara Rakor dan silaturahim dengan TP PKK, PERWOSI dan DWP se- Madura.
Ketua TP PKK Sumenep Nia Kurnia Fauzi, saat memberikan sambutan di acara Rakor dan silaturahim dengan TP PKK, PERWOSI dan DWP se- Madura.

asatoe.co, Sumenep – Ketua TP PKK Kabupaten Sumenep Nia Kurnia Fauzi memaparkan sejarah hingga keindahan alam yang dimiliki kabupaten berjuluk Kota Keris ini.

Hal itu dia sampaikan saat membuka acara rapat koordinasi dan silaturrahim bersama pengurus TP PKK, Perwosi dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) se- Madura, yang digelar di Pendopo Agung Keraton Sumenep, pada Selasa (21/6/2022).

Bacaan Lainnya

Menurut Mbak Nia, panggilan akrab Nia Kurnia Fauzi, awalnya, bentuk pemerintahan di Sumenep adalah kerajaan yang dimulai pada saat Arya Wiraraja dilantik sebagai Adipati pertama Sumenep tanggal 31 Oktober 1269 masehi.

Peralihan sistem pemerintahan dari kerajaan menjadi kabupaten dilakukan pada tahun 1929. “Sampai dengan saat ini, Sumenep pernah dipimpin oleh 35 raja dan 16 bupati,” ujar Mbak Nia.

Secara geografis, Sumenep terbagi atas dua wilayah, yakni daratan dengan 18 kecamatan dan kepulauan dengan 9 kecamatan yang meliputi 126 pulau, baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni.

Di kabupaten paling timur Pulau Madura ini, jumlah pulau yang berpenghuni ada sebanyak 48 pulau. Sedangkan 78 pulau tidak berpenghuni.

Dari sisi potensi daerah, menurut istri Bupati Achmad Fauzi ini, Sumenep memiliki potensi wisata yang cukup menjanjikan. Baik itu wisata alam, budaya, religi, maupun buatan.

Salah satu destinasi wisata di Sumenep yang tidak dimiliki daerah lain ialah destinasi wisata alam, yakni ‘Pulau Oksigen’ atau Pulau Gili Iyang yang memiliki kadar oksigen terbaik kedua di dunia.

“Dari sisi sarana prasarana trasportasi, di Sumenep juga lebih lengkap, baik darat, laut, maupun udara. Karena Sumenep saat ini sudah punya Bandara Trunojoyo,” ungkap dia.

Di samping itu, sampai saat ini Sumenep masih memiliki pendopo keraton yang terawat dengan baik, yakni Pendopo Keraton Sumenep.

“Keraton yang kita tempati saat ini merupakan salah satu warisan sejarah Sumenep yang begitu monumental, karena tidak hanya mencerminkan kemajuan Sumenep tempo dulu, tetapi juga melambangkan penghargaan yang begitu tinggi terhadap keberagaman,” terangnya.

Terlepas dari itu, Mbak Nia berharap kegiatan rapat koordinasi kali ini dapat meningkatkan jalinan silaturahim dan sinergisitas sesama pengurus organisasi wanita dalam membangun konektivitas dan kolaborasi kabupaten di wilayah kerja Barorwil IV Pamekasan.

Menurut dia upaya pemberdayaan perempuan saat ini menjadi isu yang sangat strategis di tengah upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di empat wilayah di Madura.

Sebab, lanjut dia, sampai saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kualitas indeks pembangunan manusia (IPM) dan tingkat kemiskinan di Madura masih sangat memperihatinkan.

Berkaitan dengan hal itu, Mbak Nia mengajak kepada TP PKK dan DWP Kabupaten di wilayah kerja Bakorwil Pamekasan terus mendukung program kegiatan pemerintah kabupaten dalam upaya mengurangi angka kemiskinan dan peningkatan IPM.

“Selain itu, sebagai mitra pemerintah, TP PKK dan DWP Kabupaten juga harus terlibat dalam upaya menyelesaikan berbagai permasalahan di daerah seperti upaya perbaikan kualitas pendidikan, perbaikan pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas SDM, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah,” tambah dia, memungkasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *