GOW Sumenep Gelar Sosialisasi Pencegahan Stunting

Narasumber saat menyampaikan materi sosialisasi pencegahan Stunting.
Narasumber saat menyampaikan materi sosialisasi pencegahan Stunting.

asatoe.co, Sumenep – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menggelar sosialisasi pendampingan ibu terhadap pencegahan Stunting dengan makanan bergizi. Kegiatan tersebut digelar di Sekretariat PKK kabupaten setempat, Jumat (7/7/2023).

Wakil Ketua GOW Sumenep, Eny Budiono mengatakan, penanganan Stunting harus menjadi perhatian bersama dan seluruh pihak harus bersatu dan bersinergi untuk menanganinya.

Bacaan Lainnya

“Kami berharap semua pihak bergandeng tangan dan bergotong royong untuk mencegah Stunting di Kabupaten Sumenep,” katanya.

Eny menuturkan, tujuan digelarnya sosialisasi tersebut untuk membantu pemerintah daerah dalam upaya penurunan dan menekan angka Stunting di kabupaten berjuluk Kota Keris.

“Maksud dan tujuan kami menggelar sosialisasi ini adalah untuk membantu pemerintah daerah dalam upaya penurunan Stunting. Karena Kabupaten Sumenep pada 2024 memiliki target penurunan Stunting dari 29 persen menjadi 14 persen,” jelasnya.

Sementara narasumber dari Dinas Kesehatan dan P2KB Sumenep, Ida Winarni Yayak menyampaikan, bahwa penyebab stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

“Stunting menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya,” terangnya.

Selain itu, lanjut Ida banyak penyebab
yang mempengaruhi stunting seperti asupan gizi kepada wanita hamil dan anak usia dini, penggunaan makanan yang di awetkan dan kurangnya pola asuh terhadap anak.

“Kita tidak bisa berbuat banyak tanpa bantuan dan kerjasama dari ibu-ibu dalam menghadapi permasalahan Stunting ini, diharapkan sosialisasi ini dapat meningkatkan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai stunting dan gizi anak,” imbuhnya.

Adapun pencegahannya, tambah Ida, harus dimulai sejak masa kehamilan dan menyusui, dengan memperhatikan asupan gizi seimbang, dan lingkungan tempat tinggal yang bersih.

“Termasuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan,” ungkapnya, memungkasi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *